30 Jan PSGAS Dorong Wisata Ekologis Desa Pangkul
Prabumulih – Komitmen PT Perta Samtan Gas (PSGas) untuk pengembangan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup semakin menguat. Salah satunya dengan menggerakkan sejumlah program di Desa Pangkul, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, Sumatra Selatan.
Berkat program pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan PSGas, warga desa ini aktif melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara terintrigasi. Tak heran jika pada tahun 2018, Pangkul berhasil meraih penghargaan program kampung iklim (proklim) tingkat Nasional untuk kategori Program Kampung Iklim Utama.
PSGas terus berupaya melakukan perluasan, baik wilayah maupun penerima manfaat. External relations PT Perta Samtan Gas, Harry Maradona ketika diwawancarai mengungkapkan, “Kami belum merasa puas dan akan terus berupaya melakukan perluasan, baik wilayah maupun penerima manfaat. Selama masyarakat bersemangat untuk berkembang sesuai dengan sumber daya lokal, kami akan mendukung.”
Menurut Harry, PSGas telah memulai program pengembangan Bank Sampah di kawasan Dusun V dan VI desa Pangkul sejak tiga tahun yang lalu. Pada tahun 2019, mereka memperluas wilayah dengan mengembangkan program kebun buah dan sayuran bersama kelompok petani setempat di wilayah Pangkul Perumnas.
Untuk tahun 2020 ini, ada dua program yang dijalankan. Pertama, menjadikan Pangkul sebagai sentra budidaya aloe vera. Kedua, menggerakkan konservasi keanekaragaman hayati dengan tanaman eksotis lokal bernilai ekonomis sekaligus penyelamatan bantaran Sungai Kelekar.
Kemarin, Sabtu (7 Februari 2020) kegiatan pencanangan konservasi dimulai dengan penanaman pohon durian. Penanaman melibatkan sejumlah pihak, perusahaan, pemerintah desa, KNPI Prabumulih, karang taruna, dan masyarakat umum. Tujuan jangka panjang dari program konservasi ini untuk mengembangkan kawasan Pangkul Dalam sebagai Desa Wisata Berwawasan Lingkungan atau Wisata Ekologis.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, selain bersinergi dengan pemerintah desa Pangkul, kami juga akan menggandeng Institut Agroekologi Indonesia (INAgri). Lembaga yang kami tahu telah banyak berhasil mengembangkan masyarakat dan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia,” ungkap Harry yang didampingi salah satu pendiri sekaligus anggota Dewan Pembina INAgri, Syamsul Asinar Radjam.
Senada dengan Harry, Kepala Desa Pangkul, Jakaria Hadi, menyatakan kegiatan penanaman di tepi Sungai Kelekar kawasan Pangkul Dalam ini adalah program jangka panjang. “Kita berharap, dalam tiga tahun gagasan ini terwujud dan selain memberi manfaat bagi pengembangan desa, peningkatan ekonomi masyarakat, dan merawat alam.”
Jakaria juga mengemukakan untuk mewujudkan gagasan tersebut, telah disiapkan lahan kas milik desa seluas 2 hektar. Kawasan ini mewakili lansekap hutan, rawa, dan sungai. Di dalamnya juga terdapat makam leluhur desa yang sering dikunjungi peziarah dan dapat dikunjungi pewisata religi.
“Kami sudah anggarkan sebagian Dana Desa untuk mewujudkan gagasan ini. Selain dana swadaya, kami juga membuka pintu untuk dukungan pendanaan, pemikiran, dan bantuan bentuk lain dari berbagai sumber. Termasuk dukungan Perta Samtan yang selama ini banyak mendukung Desa Pangkul,” beber Jakaria dengan penuh harapan.